Sel
saraf adalah sel yang peka terhadap rangsang dan mampu menghantarkan rangsang.
Bentuk dan ukuran sel saraf bernacam-macam tergantung pada letak dan fungsinya
didalam tubuh. Sel saraf memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
Bagian sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus),
berjumlah satu atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam
sitoplasma badan sel juga terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari
retikum endoplasma kasar. Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk
mengganti protein yang habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat
untuk pertumbuhan neuron. Jika badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron
akan mati.
b. Dendrit
Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma dari bagian badan sel.
Dibandingkan akson, dendrit ini lebih halus, lebih pendek, dan memiliki
percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit ini adalah untuk meneruskan
rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) menuju ke badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit (akson) disebut juga serabut panjang neuron. Neurit
berfungsi meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke sel-sel saraf
yang lain. Bagian badan sel saraf yang berhubungan dengan akson berbentuk
segitiga dinamakan akson hillcok. Neurit terbungkus oleh selubung mielin.
Selubung ini tersusun oleh sel-sel Schwann. Mielin berfungsi sebagai isolator.
Bagian neurit yang tidak berselubung mielin disebut nodus ranvier. Nodus
ranvier berfungsi mempercepat jalannya impuls. Ujung neurit disebut terminal
percabangan yang akan bertemu dengan ujung dendrit sel neuron yang lain.
Pertemuan kedua ujung sel neuron yang berbeda disebut sinapsis.
B.
MACAM-MACAM SEL SARAF
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Sel saraf sensorik
Sel saraf ini sangat berhubungan erat dengan alat indra,
sehingga disebut juga saraf indra. Fungsi saraf ini adalah untuk menerima
rangsang dari alat indra kemudian meneruskan impuls sarat ke pusat saraf, yaitu
otak atau sumsum tulang belakang. Badan sel dari neuron sensori ini bergerombol
membentuk ganglia. Bagian
dendrit berhubungan langsung dengan alat indera (reseptor) dan bagian aksonnya
berhubungan dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron.
b. Sel saraf motorik
Sel saraf motorik memiliki badan sel yang terletak di dalam
pusat saraf. Dendritnya pendek, tetapi neuritnya panjang. Struktur neuron motor
ini, yaitu pada bagian ujung dendritnya dihubungkan dengan ujung akson yang
berhubungan langsung dengan bagian efektor, yaitu otot maupun kelenjar. Neuron
motor ini berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan
kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Impuls secara langsung berjalan dari
neuron sensori ke neuron motor.
c. Sel saraf konektor (interneuron)
Sel saraf konektor (interneuron)
terletak di pusat saraf. Bekerja menghubungkan sel-sel saraf tepi
(sensorik ataupun motorik). Sel saraf penghubung bentuknya pendek. Neurit dan
dendrit ukurannya sama. Dendritnya membentuk hubungan dengan ujung saraf
sensorik, membentuk hubungan dengan dendrit saraf motorik. Saraf penghubung menerima
impuls saraf dari saraf sensorik, kemudian menyampaikan impuls tersebut ke
pusat saraf. Setelah pusat saraf menerjemahkan impuls saraf menjadi sebuah
pesan, pesan tersebut disampaikan oleh saraf penghubung melalui aksonnya kepada
saraf motorik.
Perbedaan sel-sel saraf dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Ciri-Ciri
|
Neuron Sensorik
|
Neuron Motorik
|
Neuron Konektor
|
Arah impuls
|
Dari reseptor ke sistem saraf pusat
|
Dari sistem saraf pusat ke efektor
|
Dari neuron sensorik ke neuron motorik
|
Daerah yang berhubungan dengan dendrit
|
Reseptor
|
Neurit neuron yang lain
|
Neuron sensorik
|
Daerah yang berhubungan dengan neurit
|
Dendrit neuron lain
|
Efektor
|
Neuron motorik
|
Struktur dendrit
|
Panjang
|
Pendek
|
Pendek
|
Struktur neurit
|
Pendek
|
Panjang
|
Panjang
|
Berdasarkan
strukturnya, neuron dapat dibagi menjadi:
1. Neuron multipolar, yaitu
neuron yang mempunyai beberapa dendrit tetapi hanya satu akson. Sebagian besar
neuron-neuron otak dan sumsum belakang adalah neuron multipolar.
2. Neuron bipolar, yaitu neuron
yang hanya mempunyai satu dendrit dan satu akson, dapat ditemukan di dalam
retina dan ganglion spiralis dari telinga dalam.
3. Neuron unipolar, yaitu
neuron yang hanya mempunyai satu penjuluran, yaitu satu akson, neuron jenis ini
sangat langka, hanya ditemukan pada embrio.
C.
SUSUNAN SISTEM SARAF
MANUSIA
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak (ensefalon) dan sumsum
tulang belakang (medula spinalis).
Bagian luar otak dan sumsum diselubungi oleh selaput
meninges. Selaput meninges, tersusun sebagai berikut.
a)Duramater, yaitu
selaput terluar yang kuat dan melekat pada tulang tengkorak dalam.
b)
Arakhnoid, lapisan ini menyerupai sarang
laba-laba.
c)Piamater, merupakan
lapisan paling tipis dan paling dalam dari selaput meninges. Selaput ini
mengandung banyak sel darah.
d)
Ruang subarakhnoid, yaitu ruang yang
berisi cairan pelindung yang disebut serebrospinal.
Di dalam otak terdapat cairan serebrospinal. Cairan ini
berfungsi untuk melindungi dan menghantar zat makanan ke jaringan sistem saraf
pusat, menahan goncangan, dan menjaga agar bagian otak mempunyai tekanan yang
sama.
a. Otak
Otak terletak di dalam rongga kepala terlindung oleh tulang tengkorak (kranium), selaput otak (meninges), dan cairan otak (cairan serebrospinal).
Permukaannya tidak merata karena adanya belahan-belahan otak (lobus),
gelang-gelang otak (girus), dan aluralur otak (fisura). Otak terdiri atas 5
bagian, yaitu otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak depan (diensefalon),
otak kecil (serebelum), dan jembatan Varol (ponds Varolii).
1.Otak besar
Serebrum
merupakan bagian terbesar dari otak manusia. Otak besar ini terdiri atas dua
lapisan berikut.
(1) Korteks
Korteks merupakan bagian luar dari serebrum. Bagian ini
terbuat dari bahan abu-abu, yaitu massa
badan sel. Keadaan korteks memiliki permukaan yang berlipat-lipat sehingga
dapat memperluas permukaannya.
(2) Lapisan Dalam
Pada lapisan ini terdapat serabut saraf bermielin
yang disusun dari bahan putih.
Otak besar terdiri atas dua hemisfer serebral yang
dipisahkan oleh fisura longitudinal. Kedua hemisfer ini dihubungkan oleh
sejumlah badan serabut saraf yang disebut korpus kalosum.
Melalui badan inilah impuls-impuls diteruskan dari satu
hemisfer ke hemisfer lainnya. Hemisfer terbagi menjadi lobuslobus, dipisahkan
oleh celah yang disebut sukus. Setiap hemisfer terdiri atas 4 lobus, antara
lain:
a)Lobus frontalis,
merupakan bagian depan serebrum sampai dengan sulkus tengah. Fungsinya
mengendalikan aktivitas mental dan gerakan otot.
b)
Lobus parientalis, terletak di antara
lobus frontalis dan lobus oksipitalis, fungsinya sebagai pusat sensasi dan
bicara.
c)Lobus oksipitalis,
merupakan bagian belakang serebrum yang berfungsi sebagai pusat penglihatan.
d)
Lobus temporalis, terletak di tepi bawah
lobus parientalis dan frontalis yang berfungsi sebagai pusat saraf pendengaran.
2. Otak kecil (Serebelum)
Otak kecil (serebelum) terletak di bawah dari lobus oksipitalis
serebrum. Bagian otak ini terbagi dua kiri-kanan oleh fisura yang dangkal. Otak
kecil merupakan pusat pengaturan gerak dan keseimbangan tubuh. Pada serebelum depan
terdapat penerus impuls dari otot-otot bagian kanan dan kiri tubuh, disebut jembatan varol. Jembatan varol menghubungkan
otak besar dan otak kecil.
3.Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar
(cerebrum). Otak
tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah
terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan
kolikulus inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan
impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan
mata.
4. Otak depan (diensefalon)
Otak depan terdiri atas dua lobus
berikut.
(a)
Thalamus, berfungsi menerima semua rangsang
yang berasal dari reseptor (kecuali bau) ke area sensorik serebrum, serta
melakukan persepsi rasa sakit dan rasa menyenangkan.
(b)
Hipothalamus, merupakan pusat koordinasi sistem
saraf tepi (otonom). Hipotalamus berfungsi mengatur suhu tubuh pada organisme
homoiotermal. Akibatnya, suhu tubuh relatif tetap, tidak terpengaruh oleh suhu
lingkungan. Hipothalamus berfungsi mengatur rasa lapar sehingga manusia melakukan
kegiatan makan. Hipothalamus mengatur emosi, kadar air dalam tubuh, kegiatan
produksi, tekanan darah, dan kadar gula dalam darah.
5.Jembatan Varol (ponds Varolii)
Jembatan Varol merupakan serabut saraf yang menghubungkan
otak kecil bagian kiri dan kanan, serta menghubungkan otak besar dengan sumsum
tulang belakang. Jembatan Varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua
bagian serebelum.
b. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Sumsum tulang belakang terletak di dalam saluran ruas-ruas
tulang belakang (kolumna vertebralis), terdiri atas ribuan neuron (sel saraf),
dan diselubungi oleh selaput pembungkus (meninges).
Sumsum tulang belakang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
abu-abu di tengah dan bagian putih di pinggir. Bagian abu-abu berbentuk huruf
H, terdiri dari akar dorsal yang mengandung saraf sensorik, akar ventral yang
mengandung saraf motorik eferen, dan kanal sentral suatu saluran yang
mengandung cairan serebrospinal yang berhubungan dengan rongga ventrikel dalam
otak.
Bagian putih, mengelilingi bagian abu-abu, berisi
serabut-serabut saraf spiral yang datang dari bagian abu-abu, dan serabut saraf
sepanjang sumsum tulang belakang yang menghubungkan saraf spinal dengan otak.
Fungsi sumsum tulang belakang adalah sebagai penghubung
impuls dari atau ke otak dan memberi kemungkinan jalan terpendek pada gerak
refleks. Gerak refleks adalah
respons tidak sadar terhadap rangsang tertentu. Refleks ini merupakan mekanisme
penting untuk memelihara kenormalan fungsi tubuh. Misalnya, batuk dan bersin
adalah refleks pemeliharaan dari gangguan sistem pernapasan.
Refleks-refleks yang sederhana hanya memerlukan paling
banyak tiga buah sel saraf (neuron) untuk menghasilkan aksi terhadap sebuah
rangsang yaitu neuron sensoris interneuron-neuron motoris. Refleks dapat
diselesaikan melalui lengkung refleks, yaitu jalan terpendek yang ditempuh
suatu gerak refleks, seperti refleks sentakan lutut.
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi dibagi dalam dua sistem, yaitu sistem saraf kraniospinal dan sistem saraf
otonom.
a. Sistem Saraf Kraniospinal
Sistem saraf kraniospinal terdiri atas sistem saraf kranial
dan sistem saraf spinal. Sistem saraf
kranial dibangun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak, sedangkan sistem saraf spinal dibangun oleh 31
pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial terutama
berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala, sedangkan saraf
spinal melayani reseptor dan efektor lainnya yang berada dalam tubuh. Berikut
adalah tabel jenis saraf kranial:
No.
|
Nama Saraf
|
Jenis Saraf
|
Asal Saraf
|
Fungsi
|
1
|
Olfaktorius
|
Sensorik
|
Selaput lendir hidung
|
Mencium
|
2
|
Optikus
|
Sensorik
|
Retina
|
Melihat
|
3
|
Okulomotorius
|
Motorik
|
Proprioseptor otot bola
mata
|
Mengerling
|
4
|
Trokearis
|
Motorik
|
Proprioseptor otot bola
mata
|
Menggerakkan
bola mata
|
5
|
Trigeninus
|
Motorik
Sensorik
|
Gigi
kulit kepala
|
Mengunyah
(motorik)
Sakit, tekanan, pedas, dan suhu (sensorik)
|
6
|
Abdusen
|
Motorik
|
Proprioseptor otot bola
mata
|
Menggerakkan
bola mata
|
7
|
Fasialis
|
Motorik
Sensorik
|
Ujung
pengecap dua pertiga
bagian depan lidah
|
Mengecap (motorik)
Mimik muka
(sensorik)
|
8
|
Vestibuloakustikus
|
Sensorik
|
Saluran
semisirkular,
utri
kulus, sakulus
(keseimbangan),
koklea
(pendengaran)
|
Keseimbangan dan
mendengar
|
9
|
Glosofaringus
|
Motorik
Sensorik
|
Ujung
pengecap sepertiga
bagian
belakang lidah
lapisan faring
|
Menelan
(motorik)
Mengecap
(sensorik)
|
10
|
Vegus
|
Motorik
Sensorik
|
Reseptor
sejumlah organ
dalam
laring paru-paru,
jantung,
aorta, lambung
|
Menelan dan sekresi getah lambung (motorik)
Sakit dan lapar(sensorik)
|
11
|
Asesorius
|
Motorik
|
Proprioseptor
otot leher,
pundak,
faring, dan laring
|
Bicara dan menggerakkan
Kepala
|
12
|
Hipoglosus
|
Motorik
|
Proprioseptor
dalam lidah
|
Bicara, mengunyah, dan
Menelan
|
b. Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom mengendalikan berbagai aktivitas tubuh
yang bekerja di luar kesadaran, seperti denyut jantung, pencernaan, dan
pengeluaran keringat. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik.
Masing-masing
saraf ini dapat bekerja pada organ yang sama, namun kerja yang dilakukan saling
berlawanan (antagonis). Sebagai contoh, saat saraf simpatik memengaruhi sebuah
organ untuk meningkatkan aktivitas organ tertentu, justru saraf parasimpatik
malah menurunkannya. Perbedaan ini terjadi karena neurotransmiter yang
dihasilkan kedua saraf tersebut berbeda. Noradrenalian merupakan
neurotransmiter saraf simpatik, sedangkan asetilkolin ialah neurotransmiter
saraf parasimpatik.
Pada saraf
simpatik dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara sistem saraf pusat
dan efektor, yang dinamakan ganglion.
Ganglion saraf simpatik berada dekat sumsum tulang belakang. Serabut praganglion
saraf simpatik berukuran pendek, sementara serabut pascaganglionnya berukuran
panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion yang
berukuran panjang dan serabut pascaganglion yang pendek.
Berikut
adalah tabel perbedaan fungsi saraf simpatetik dan parasimpatetik:
Bagian
Tubuh yang
Terpengaruh
|
Pengaruh dari sistem saraf
|
|
Simpatetik
|
Parasimpatetik
|
|
Arteri
|
Memperkecil
diameter (konstriksi)
|
Memperbesar
diameter
(dilatasi)
|
Bronkiolus
|
Dilatasi
|
Konstriksi
|
Iris (Pupil)
|
Dilatasi
|
Konstriksi
|
Jantung
|
Mempercepat
detak
|
Memperlambat
detak
|
Kantong seni
|
Kontraksi
|
Relaksasi
|
Kelenjar air
mata
|
–
|
Merangsang pengeluaran
air mata
|
Kelenjar air
ludah
|
–
|
Sekresi air
ludah
|
Lambung
|
Mempercepat
peristaltik
|
Memperlambat
peristaltik
|
Penis
|
Merangsang
ereksi
|
Menghambat
ereksi
|
D.
MEKANISME JALANNYA IMPULS
a. Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran
Plasma
Di dalam
neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya semipermeabel. Membran
plasma neuron tersebut berfungsi melindungi cairan sitoplasma yang berada di
dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran
plasma menuju membran plasma neuron lain.
Apabila
tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di
dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar
membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau potensial
istirahat.
Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif yakni pompa
natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membrane
plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di
dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya lebih
besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada
membran plasma.
Kemudian,
apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap
ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini
menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan
sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial
aksi.
Sementara
itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membrane plasma.
Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada
bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus
listrik. Kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus,
sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar sepanjang akson. Setelah impuls
terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan meng alami fase istirahat
kembali dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu
pemulihan ini dinamakan fase refraktori
atau undershoot.
b. Penghantaran Impuls Saraf melalui Sinapsis
Selain
melalui membran plasma, impuls juga dihantarkan melalui sinapsis. Sinapsis
merupakan persambungan unik yang mengendalikan komunikasi antar satu neuron
dengan sel-sel lain. Sinapsis dapat ditemukan antara dua neuron, antara
reseptor sensorik dan neuron sensoris, antara neuron motoris dan sel otot yang
dikontrolnya. Selain itu, sinapsis dapat ditemukan antara neuron dengan sel
kelenjar.
Apabila
impuls sampai pada tombol sinapsis, segera neuron mengirimkan neurotransmiter.
Selanjutnya, neurotransmitter dibawa oleh vesikula sinapsis menuju membran
prasinapsis. Kedatangan impuls tersebut membuat permeabilitas membrane prasinapsis
terhadap ion Ca2+ meningkat (terjadi depolarisasi). Sehingga, ion Ca2+
masuk dan merangsang vesikula sinapsis untuk menyatu dengan membran
prasinapsis. Bersama kejadian tersebut, neurotransmiter dilepaskan ke dalam
celah sinapsis melalui eksositosis. Dari
celah sinapsis, neurotransmiter ini berdifusi menuju membran pascasinapsis.
Setelah impuls dikirim, membran pascasinapsis
akan mengeluarkan enzim untuk menghidrolisis neurotransmiter. Enzim tersebut
misalnya senzim asetilkolineterase yang menghidrolisis asetilkolin menjadi
kolin dan asam etanoat. Oleh vesikula sinapsis, hasil hidrolisis (kolin dan asam etanoat) akan disimpan
sehingga sewaktu-waktu bisa digunakan kembali.
E. MEKANISME TERJADINYA GERAK REFLEKS
Suatu
waktu tanpa disengaja kita dapat melakukan gerak yang tidak disadari. Gerak
yang demikian dinamakan gerak refleks. Bersin,
batuk, menguap, menggaruk bila gatal, kaget
merupakan suatu aksi yang disebut refleks. Refleks merupakan cara tubuh kita
untuk menjaga dan melindungi diri dengan cepat dan aman. Gerak ini terjadi pada
bagian tubuh yang terlibat, sehingga bagian tubuh tersebut bergerak secara
otomatis.
Secara
sederhana, mekanisme penghantaran sinyal/impuls pada gerak refleks adalah
sebagai berikut:
Rangsangan →reseptor
→neuron→ sensorik →sumsum tulang belakang →neuron →motorik →efektor
F.
GANGGUAN ATAU KELAINAN YANG TERJADI PADA SISTEM SARAF
a. Stroke, merupakan penyakit yang
timbul karena pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi
rusak. Penyebab penyumbatan ini ialah adanya penyempitan pembuluh darah
(arteriosklerosis). Selain itu, bisa juga karena penyumbatan oleh suatu emboli.
Ciri yang tampak dari penderita stroke misalnya wajah yang tak simetris.
b. Neuritis, merupakan gangguan
sistem saraf yang disebabkan tekanan, pukulan, patah tulang, dan
keracunan/kekurangan vitamin B. Adanya penyakit ini menjadikan penderita sering
kesemutan.
c. Amnesia, merupakan gangguan yang
terjadi pada otak karena disebabkan goncangan batin atau cidera. Ciri gangguan
ini yakni hilangnya kemampuan seseorang mengenali dan mengingat kejadian masa
lampau dalam kurun waktu tertentu.
d. Transeksi, merupakan gangguan pada
sistem saraf terutama medula spinalis karena jatuh atau tertembak. Akibat yang
timbul yakni penderita akan kehilangan segala rasa (mati rasa).
e. Parkinson, merupakan penyakit yang
terjadi karena kekurangan neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Secara
fisik, penderita ini memiliki ciri tangan gemetaran saat istirahat, gerak susah,
mata sulit berkedip, dan otot kaku sehingga salah satu cirinya adalah langkah
kaki menjadi kaku.
f. Epilepsi, merupakan penyakit yang
disebabkan oleh adanya luka, infeksi, tumor, atau lainnya terutama pada
jaringan-jaringan otak, sehingga terjadi letusan-letusan listrik (impuls) pada
neuron-neuron di otak.
g. Poliomielitis, ialah penyakit yang
menyerang neuron-neuron motorik sistem saraf pusat terutama otak dan medula
spinalis oleh infeksi virus. Penderitanya mengalami berbagai gejala seperti panas,
sakit kepala, kaki duduk, sakit otot, dan kelumpuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar,
Suaha. 2011. Biologi untuk SMA dan MA
Kelas XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Diastuti,
Renni. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas
XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Firmansyah,
Rikky, dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar
Biologi XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Hanum,
Eva Latifah, dkk. 2009. Biologi SMA dan
MA Kelas XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Lestari,
Endang Sri dan Idun Kistinnah. 2009. Biologi
2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
P.,
Fictor Ferdinand dan Moekti Ariebowo. 2009. Praktis
Belajar Biologi 2. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Purnomo,
dkk. 2009. Biologi untuk SMA kelas XI.
Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rachmawati,
Faidah, dkk. 2009. Biologi untuk SMA/MA
Kelas XI Program IPA. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rochmah,
Siti Nur, dkk. 2009. Biologi SMA/MA Kelas
XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno.
2009. Panduan Pembelajaran Biologi XI.
Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
www.pustakasekolah.com
www.pustakasekolah.com
0 komentar:
Posting Komentar