SISTEM SARAF


A.  SEL SARAF (NEURON)
         Sel saraf adalah sel yang peka terhadap rangsang dan mampu menghantarkan rangsang. Bentuk dan ukuran sel saraf bernacam-macam tergantung pada letak dan fungsinya didalam tubuh. Sel saraf memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
a. Badan sel
         Bagian sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma badan sel juga terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar. Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein yang habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan neuron. Jika badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.
b. Dendrit
         Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma dari bagian badan sel. Dibandingkan akson, dendrit ini lebih halus, lebih pendek, dan memiliki percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit ini adalah untuk meneruskan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) menuju ke badan sel.
c. Neurit (akson)
         Neurit (akson) disebut juga serabut panjang neuron. Neurit berfungsi meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke sel-sel saraf yang lain. Bagian badan sel saraf yang berhubungan dengan akson berbentuk segitiga dinamakan akson hillcok. Neurit terbungkus oleh selubung mielin. Selubung ini tersusun oleh sel-sel Schwann. Mielin berfungsi sebagai isolator. Bagian neurit yang tidak berselubung mielin disebut nodus ranvier. Nodus ranvier berfungsi mempercepat jalannya impuls. Ujung neurit disebut terminal percabangan yang akan bertemu dengan ujung dendrit sel neuron yang lain. Pertemuan kedua ujung sel neuron yang berbeda disebut sinapsis.

B.   MACAM-MACAM SEL SARAF
         Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.      Sel saraf sensorik
         Sel saraf ini sangat berhubungan erat dengan alat indra, sehingga disebut juga saraf indra. Fungsi saraf ini adalah untuk menerima rangsang dari alat indra kemudian meneruskan impuls sarat ke pusat saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang. Badan sel dari neuron sensori ini bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit berhubungan langsung dengan alat indera (reseptor) dan bagian aksonnya berhubungan dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron.
b.      Sel saraf motorik
         Sel saraf motorik memiliki badan sel yang terletak di dalam pusat saraf. Dendritnya pendek, tetapi neuritnya panjang. Struktur neuron motor ini, yaitu pada bagian ujung dendritnya dihubungkan dengan ujung akson yang berhubungan langsung dengan bagian efektor, yaitu otot maupun kelenjar. Neuron motor ini berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Impuls secara langsung berjalan dari neuron sensori ke neuron motor.
c.       Sel saraf konektor (interneuron)
         Sel saraf konektor (interneuron) terletak di pusat saraf. Bekerja menghubungkan sel-sel saraf tepi (sensorik ataupun motorik). Sel saraf penghubung bentuknya pendek. Neurit dan dendrit ukurannya sama. Dendritnya membentuk hubungan dengan ujung saraf sensorik, membentuk hubungan dengan dendrit saraf motorik. Saraf penghubung menerima impuls saraf dari saraf sensorik, kemudian menyampaikan impuls tersebut ke pusat saraf. Setelah pusat saraf menerjemahkan impuls saraf menjadi sebuah pesan, pesan tersebut disampaikan oleh saraf penghubung melalui aksonnya kepada saraf motorik.
Perbedaan sel-sel saraf dapat dilihat dalam tabel berikut.
Ciri-Ciri
Neuron Sensorik
Neuron Motorik
Neuron Konektor
Arah impuls
Dari reseptor ke sistem saraf pusat
Dari sistem saraf pusat ke efektor
Dari neuron sensorik ke neuron motorik
Daerah yang berhubungan dengan dendrit
Reseptor
Neurit neuron yang lain
Neuron sensorik
Daerah yang berhubungan dengan neurit
Dendrit neuron lain
Efektor
Neuron motorik
Struktur dendrit
Panjang
Pendek
Pendek
Struktur neurit
Pendek
Panjang
Panjang
         Berdasarkan strukturnya, neuron dapat dibagi menjadi:
1. Neuron multipolar, yaitu neuron yang mempunyai beberapa dendrit tetapi hanya satu akson. Sebagian besar neuron-neuron otak dan sumsum belakang adalah neuron multipolar.
2. Neuron bipolar, yaitu neuron yang hanya mempunyai satu dendrit dan satu akson, dapat ditemukan di dalam retina dan ganglion spiralis dari telinga dalam.
3. Neuron unipolar, yaitu neuron yang hanya mempunyai satu penjuluran, yaitu satu akson, neuron jenis ini sangat langka, hanya ditemukan pada embrio.

C.  SUSUNAN SISTEM SARAF MANUSIA
1. Sistem Saraf Pusat
         Sistem saraf pusat terdiri atas otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis).
         Bagian luar otak dan sumsum diselubungi oleh selaput meninges. Selaput meninges, tersusun sebagai berikut.
a)Duramater, yaitu selaput terluar yang kuat dan melekat pada tulang tengkorak dalam.
b)      Arakhnoid, lapisan ini menyerupai sarang laba-laba.
c)Piamater, merupakan lapisan paling tipis dan paling dalam dari selaput meninges. Selaput ini mengandung banyak sel darah.
d)     Ruang subarakhnoid, yaitu ruang yang berisi cairan pelindung yang disebut serebrospinal.
         Di dalam otak terdapat cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi untuk melindungi dan menghantar zat makanan ke jaringan sistem saraf pusat, menahan goncangan, dan menjaga agar bagian otak mempunyai tekanan yang sama.
a. Otak
         Otak terletak di dalam rongga kepala terlindung oleh tulang tengkorak (kranium), selaput otak (meninges), dan cairan otak (cairan serebrospinal). Permukaannya tidak merata karena adanya belahan-belahan otak (lobus), gelang-gelang otak (girus), dan aluralur otak (fisura). Otak terdiri atas 5 bagian, yaitu otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak depan (diensefalon), otak kecil (serebelum), dan jembatan Varol (ponds Varolii).
1.Otak besar
         Serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia. Otak besar ini terdiri atas dua lapisan berikut.
(1) Korteks
         Korteks merupakan bagian luar dari serebrum. Bagian ini terbuat dari bahan abu-abu, yaitu massa badan sel. Keadaan korteks memiliki permukaan yang berlipat-lipat sehingga dapat memperluas permukaannya.
(2) Lapisan Dalam
Pada lapisan ini terdapat serabut saraf bermielin yang disusun dari bahan putih.
         Otak besar terdiri atas dua hemisfer serebral yang dipisahkan oleh fisura longitudinal. Kedua hemisfer ini dihubungkan oleh sejumlah badan serabut saraf yang disebut korpus kalosum.
         Melalui badan inilah impuls-impuls diteruskan dari satu hemisfer ke hemisfer lainnya. Hemisfer terbagi menjadi lobuslobus, dipisahkan oleh celah yang disebut sukus. Setiap hemisfer terdiri atas 4 lobus, antara lain:
a)Lobus frontalis, merupakan bagian depan serebrum sampai dengan sulkus tengah. Fungsinya mengendalikan aktivitas mental dan gerakan otot.
b)      Lobus parientalis, terletak di antara lobus frontalis dan lobus oksipitalis, fungsinya sebagai pusat sensasi dan bicara.
c)Lobus oksipitalis, merupakan bagian belakang serebrum yang berfungsi sebagai pusat penglihatan.
d)     Lobus temporalis, terletak di tepi bawah lobus parientalis dan frontalis yang berfungsi sebagai pusat saraf pendengaran.
2. Otak kecil (Serebelum)
         Otak kecil (serebelum) terletak di bawah dari lobus oksipitalis serebrum. Bagian otak ini terbagi dua kiri-kanan oleh fisura yang dangkal. Otak kecil merupakan pusat pengaturan gerak dan keseimbangan tubuh. Pada serebelum depan terdapat penerus impuls dari otot-otot bagian kanan dan kiri tubuh, disebut jembatan varol. Jembatan varol menghubungkan otak besar dan otak kecil.
3.Otak tengah (mesensefalon)
         Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan kolikulus inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata.
4. Otak depan (diensefalon)
         Otak depan terdiri atas dua lobus berikut.
(a)    Thalamus, berfungsi menerima semua rangsang yang berasal dari reseptor (kecuali bau) ke area sensorik serebrum, serta melakukan persepsi rasa sakit dan rasa menyenangkan.
(b)   Hipothalamus, merupakan pusat koordinasi sistem saraf tepi (otonom). Hipotalamus berfungsi mengatur suhu tubuh pada organisme homoiotermal. Akibatnya, suhu tubuh relatif tetap, tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan. Hipothalamus berfungsi mengatur rasa lapar sehingga manusia melakukan kegiatan makan. Hipothalamus mengatur emosi, kadar air dalam tubuh, kegiatan produksi, tekanan darah, dan kadar gula dalam darah.
5.Jembatan Varol (ponds Varolii)
         Jembatan Varol merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, serta menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan Varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.
b. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
         Sumsum tulang belakang terletak di dalam saluran ruas-ruas tulang belakang (kolumna vertebralis), terdiri atas ribuan neuron (sel saraf), dan diselubungi oleh selaput pembungkus (meninges).
         Sumsum tulang belakang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian abu-abu di tengah dan bagian putih di pinggir. Bagian abu-abu berbentuk huruf H, terdiri dari akar dorsal yang mengandung saraf sensorik, akar ventral yang mengandung saraf motorik eferen, dan kanal sentral suatu saluran yang mengandung cairan serebrospinal yang berhubungan dengan rongga ventrikel dalam otak.
         Bagian putih, mengelilingi bagian abu-abu, berisi serabut-serabut saraf spiral yang datang dari bagian abu-abu, dan serabut saraf sepanjang sumsum tulang belakang yang menghubungkan saraf spinal dengan otak.
         Fungsi sumsum tulang belakang adalah sebagai penghubung impuls dari atau ke otak dan memberi kemungkinan jalan terpendek pada gerak refleks. Gerak refleks adalah respons tidak sadar terhadap rangsang tertentu. Refleks ini merupakan mekanisme penting untuk memelihara kenormalan fungsi tubuh. Misalnya, batuk dan bersin adalah refleks pemeliharaan dari gangguan sistem pernapasan.
         Refleks-refleks yang sederhana hanya memerlukan paling banyak tiga buah sel saraf (neuron) untuk menghasilkan aksi terhadap sebuah rangsang yaitu neuron sensoris interneuron-neuron motoris. Refleks dapat diselesaikan melalui lengkung refleks, yaitu jalan terpendek yang ditempuh suatu gerak refleks, seperti refleks sentakan lutut.
2. Sistem Saraf Tepi
         Sistem saraf tepi dibagi dalam dua sistem, yaitu sistem saraf kraniospinal dan sistem saraf otonom.
a. Sistem Saraf Kraniospinal
         Sistem saraf kraniospinal terdiri atas sistem saraf kranial dan sistem saraf spinal. Sistem saraf kranial dibangun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak, sedangkan sistem saraf spinal dibangun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala, sedangkan saraf spinal melayani reseptor dan efektor lainnya yang berada dalam tubuh. Berikut adalah tabel jenis saraf kranial:
No.
Nama Saraf
Jenis Saraf
Asal Saraf
Fungsi
1
Olfaktorius
Sensorik
Selaput lendir hidung
Mencium
2
Optikus
Sensorik
Retina
Melihat
3
Okulomotorius
Motorik
Proprioseptor otot bola mata
Mengerling
4
Trokearis
Motorik
Proprioseptor otot bola mata
Menggerakkan bola mata
5
Trigeninus
Motorik
Sensorik
Gigi
kulit kepala
Mengunyah (motorik)
Sakit, tekanan, pedas, dan suhu (sensorik)
6
Abdusen
Motorik
Proprioseptor otot bola mata
Menggerakkan bola mata
7
Fasialis
Motorik
Sensorik
Ujung pengecap dua pertiga
bagian depan lidah
Mengecap (motorik)
Mimik muka (sensorik)
8
Vestibuloakustikus
Sensorik
Saluran semisirkular,
utri kulus, sakulus
(keseimbangan), koklea
(pendengaran)
Keseimbangan dan
mendengar
9
Glosofaringus
Motorik


Sensorik
Ujung pengecap sepertiga
bagian belakang lidah
lapisan faring
Menelan (motorik)


Mengecap (sensorik)
10
Vegus
Motorik


Sensorik
Reseptor sejumlah organ
dalam laring paru-paru,
jantung, aorta, lambung
Menelan dan sekresi getah lambung (motorik)
Sakit dan lapar(sensorik)
11
Asesorius
Motorik
Proprioseptor otot leher,
pundak, faring, dan laring
Bicara dan menggerakkan
Kepala
12
Hipoglosus
Motorik
Proprioseptor dalam lidah
Bicara, mengunyah, dan
Menelan
b. Sistem Saraf Otonom
         Sistem saraf otonom mengendalikan berbagai aktivitas tubuh yang bekerja di luar kesadaran, seperti denyut jantung, pencernaan, dan pengeluaran keringat. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik.
         Masing-masing saraf ini dapat bekerja pada organ yang sama, namun kerja yang dilakukan saling berlawanan (antagonis). Sebagai contoh, saat saraf simpatik memengaruhi sebuah organ untuk meningkatkan aktivitas organ tertentu, justru saraf parasimpatik malah menurunkannya. Perbedaan ini terjadi karena neurotransmiter yang dihasilkan kedua saraf tersebut berbeda. Noradrenalian merupakan neurotransmiter saraf simpatik, sedangkan asetilkolin ialah neurotransmiter saraf parasimpatik.
         Pada saraf simpatik dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara sistem saraf pusat dan efektor, yang dinamakan ganglion. Ganglion saraf simpatik berada dekat sumsum tulang belakang. Serabut praganglion saraf simpatik berukuran pendek, sementara serabut pascaganglionnya berukuran panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion yang berukuran panjang dan serabut pascaganglion yang pendek.
         Berikut adalah tabel perbedaan fungsi saraf simpatetik dan parasimpatetik:
Bagian Tubuh yang
Terpengaruh
Pengaruh dari sistem saraf
Simpatetik
Parasimpatetik
Arteri
Memperkecil diameter (konstriksi)
Memperbesar diameter
(dilatasi)
Bronkiolus
Dilatasi
Konstriksi
Iris (Pupil)
Dilatasi
Konstriksi
Jantung
Mempercepat detak
Memperlambat detak
Kantong seni
Kontraksi
Relaksasi
Kelenjar air mata
Merangsang pengeluaran
air mata
Kelenjar air ludah
Sekresi air ludah
Lambung
Mempercepat peristaltik
Memperlambat peristaltik
Penis
Merangsang ereksi
Menghambat ereksi

D. MEKANISME JALANNYA IMPULS
a. Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran Plasma
         Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut berfungsi melindungi cairan sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran plasma menuju membran plasma neuron lain.
         Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membrane plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada membran plasma.
         Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.
         Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membrane plasma. Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik. Kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan meng alami fase istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.
b. Penghantaran Impuls Saraf melalui Sinapsis
         Selain melalui membran plasma, impuls juga dihantarkan melalui sinapsis. Sinapsis merupakan persambungan unik yang mengendalikan komunikasi antar satu neuron dengan sel-sel lain. Sinapsis dapat ditemukan antara dua neuron, antara reseptor sensorik dan neuron sensoris, antara neuron motoris dan sel otot yang dikontrolnya. Selain itu, sinapsis dapat ditemukan antara neuron dengan sel kelenjar.
         Apabila impuls sampai pada tombol sinapsis, segera neuron mengirimkan neurotransmiter. Selanjutnya, neurotransmitter dibawa oleh vesikula sinapsis menuju membran prasinapsis. Kedatangan impuls tersebut membuat permeabilitas membrane prasinapsis terhadap ion Ca2+ meningkat (terjadi depolarisasi). Sehingga, ion Ca2+ masuk dan merangsang vesikula sinapsis untuk menyatu dengan membran prasinapsis. Bersama kejadian tersebut, neurotransmiter dilepaskan ke dalam celah sinapsis melalui eksositosis.        Dari celah sinapsis, neurotransmiter ini berdifusi menuju membran pascasinapsis.
Setelah impuls dikirim, membran pascasinapsis akan mengeluarkan enzim untuk menghidrolisis neurotransmiter. Enzim tersebut misalnya senzim asetilkolineterase yang menghidrolisis asetilkolin menjadi kolin dan asam etanoat. Oleh vesikula sinapsis, hasil hidrolisis (kolin dan asam etanoat) akan disimpan sehingga sewaktu-waktu bisa digunakan kembali.

E. MEKANISME TERJADINYA GERAK REFLEKS
         Suatu waktu tanpa disengaja kita dapat melakukan gerak yang tidak disadari. Gerak yang demikian dinamakan gerak refleks. Bersin, batuk, menguap, menggaruk bila gatal, kaget merupakan suatu aksi yang disebut refleks. Refleks merupakan cara tubuh kita untuk menjaga dan melindungi diri dengan cepat dan aman. Gerak ini terjadi pada bagian tubuh yang terlibat, sehingga bagian tubuh tersebut bergerak secara otomatis.
         Secara sederhana, mekanisme penghantaran sinyal/impuls pada gerak refleks adalah sebagai berikut:
Rangsangan →reseptor →neuron→ sensorik →sumsum tulang belakang →neuron →motorik →efektor

F. GANGGUAN ATAU KELAINAN YANG TERJADI PADA SISTEM SARAF
         Ada beberapa gangguan atau kelainan sistem saraf yang dapat dialami oleh manusia. Berbagai gangguan itu antara lain:
a. Stroke, merupakan penyakit yang timbul karena pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi rusak. Penyebab penyumbatan ini ialah adanya penyempitan pembuluh darah (arteriosklerosis). Selain itu, bisa juga karena penyumbatan oleh suatu emboli. Ciri yang tampak dari penderita stroke misalnya wajah yang tak simetris.
b. Neuritis, merupakan gangguan sistem saraf yang disebabkan tekanan, pukulan, patah tulang, dan keracunan/kekurangan vitamin B. Adanya penyakit ini menjadikan penderita sering kesemutan.
c. Amnesia, merupakan gangguan yang terjadi pada otak karena disebabkan goncangan batin atau cidera. Ciri gangguan ini yakni hilangnya kemampuan seseorang mengenali dan mengingat kejadian masa lampau dalam kurun waktu tertentu.
d. Transeksi, merupakan gangguan pada sistem saraf terutama medula spinalis karena jatuh atau tertembak. Akibat yang timbul yakni penderita akan kehilangan segala rasa (mati rasa).
e. Parkinson, merupakan penyakit yang terjadi karena kekurangan neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Secara fisik, penderita ini memiliki ciri tangan gemetaran saat istirahat, gerak susah, mata sulit berkedip, dan otot kaku sehingga salah satu cirinya adalah langkah kaki menjadi kaku.
f. Epilepsi, merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya luka, infeksi, tumor, atau lainnya terutama pada jaringan-jaringan otak, sehingga terjadi letusan-letusan listrik (impuls) pada neuron-neuron di otak.
g. Poliomielitis, ialah penyakit yang menyerang neuron-neuron motorik sistem saraf pusat terutama otak dan medula spinalis oleh infeksi virus. Penderitanya mengalami berbagai gejala seperti panas, sakit kepala, kaki duduk, sakit otot, dan kelumpuhan.


DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Suaha. 2011. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Diastuti, Renni. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Hanum, Eva Latifah, dkk. 2009. Biologi SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. 2009. Biologi 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
P., Fictor Ferdinand dan Moekti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Purnomo, dkk. 2009. Biologi untuk SMA kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rachmawati, Faidah, dkk. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rochmah, Siti Nur, dkk. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
www.pustakasekolah.com
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar